Kreativa Homeschooling menyelenggarakan Open House untuk memfasilitasi calon peserta didik baru dalam mengenal proses dan konsep pembelajaran homeschooling. Open House dilaksanakan di Kantor Kreativa Homeschooling (Jl. Delima, RT.04/RW.02, Tlogo 2, Tlogo, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar) pada hari Minggu, 9 Juli 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh calon peserta didik baru Kreativa Homescooling tahun ajaran 2023/2024 beserta walinya. Kegiatan Open House dipandu oleh Muslikah, Owner Kreativa Homeschooling.
Muslikah menyampaikan, kreativa percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dikembangkan secara holistik. Oleh karena itu, kami menyediakan lingkungan belajar yang mendukung kreativitas, kolaborasi, dan eksplorasi. Sehingga apa yang menjadi bakat anak mejadi prioritas dalam pembelajaran. Sehingga anak nyaman belajar dan sukses dalam berkarir sesuai dengan bakatnya.
Owner Kreativa Homeschooling menuturkan, seorang anak dengan pendidikan homeschooling bernama Joey Alexander seorang pianis jazz berbakat yang lahir pada tanggal 25 Juni 2003 di Bali, Indonesia. Dia mulai belajar bermain piano pada usia enam tahun saat pertama kali diberi hadiah keyboard oleh orangtuanya dan menunjukkan bakat yang luar biasa dalam memainkan musik jazz. Joey telah menginspirasi banyak orang dengan bakatnya yang luar biasa dan kematangan musiknya yang melebihi usianya. Joey melakukan les piano terlama 8 bulan, selanjutnya otodidak. Pada usianya 12 tahun tampil di Grammy Awards dan nominasi jazz. Joey Alexander telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas prestasinya dalam musik jazz. Ia dianggap sebagai salah satu pianis jazz terbaik dari generasinya dan terus mengembangkan bakatnya yang luar biasa di dunia musik. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua Joey sejak dini sesuai bakat joeymampu menghantarkan kesuksesannya hingga saat ini.
Bu Mus (sapaan akrab Muslikah) menyatakan seseorang dapat menjadi ahli dalam suatu bidang karena terus diasah kemampuannya. Hal ini selaras dengan konsep Malcolm Gladwell yakni “10.000 hour rule to be expert” dalam bukunya yang terkenal, “Outliers: The Story of Success“. Dalam buku tersebut, ia mengemukakan teori bahwa diperlukan sekitar sepuluh ribu jam latihan yang fokus dan terarah untuk mencapai tingkat kehebatan dalam suatu bidang. Gladwell mengambil contoh banyak tokoh terkenal, seperti musisi terkenal seperti The Beatles, yang dikatakan telah menghabiskan ribuan jam untuk berlatih dan tampil sebelum mencapai kesuksesan besar.
Dalam kegiatan Open House Bu Mus juga menjelaskan perbedaan bakat dengan kerja keras. “Bakat merujuk pada kemampuan alami atau potensi yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat bisa bersifat bawaan atau dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman. Bakat cenderung memberikan keunggulan awal yang lebih mudah dalam mencapai hasil yang baik. Selain itu bakat membuat orang lebih tahan lama dalam menekuni hal yang sesuai dengan bakatnya. Meskipun begitu, seseorang memiliki bakat di suatu bidang, tetap memerlukan latihan dan pengembangan untuk mencapai potensi maksimal”.
Bu Mus melanjutkan “ Sedangkan kerja keras mengacu pada usaha dan dedikasi yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan atau mencapai tujuan. Kerja keras melibatkan upaya berkelanjutan, ketekunan, konsistensi, dan komitmen untuk meraih hasil yang diinginkan. Meskipun seseorang tidak memiliki bakat alami di suatu bidang, mereka dapat mencapai kesuksesan melalui kerja keras yang gigih. Kerja keras membutuhkan disiplin, fokus, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan”.
Namun sayangnya, masih sedikit pemahaman orang tua tentang pentingnya bakat dalam mendukung kesuksesan peserta didik. Sehingga masih terdapat siswa yang mengaku salah jurusan. Berdasarkan data Gallup pada tahun 2014 terdapat 87% mahasiswa Indonesia galat jurusan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Diantaranya mengikuti teman, terlalu banyak saran, penawaran beasiswa dan mengikuti saran orang tua. Perlu diperhatikan bagi orangtua membantu anak mengembangkan bakatnya adalah salah satu cara untuk membantu mereka mencapai potensi terbaiknya.
Dalam rangka mendukung bakat anak, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memberikan dukungan, motivasi, dan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan bakat mereka secara optimal. Mengikuti kursus atau pelatihan, menyediakan sumber daya yang diperlukan, dan memberikan pengakuan atas prestasi mereka adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membantu anak kita dalam mengembangkan bakat mereka.
Dalam menentukan bakat anak Bu Mus menyampaikan tiga prinsip yakni beragam, berulang, bersama. Maksud dari beragam yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai kegiatan dan hobi. Ajak anak mengikuti les atau kursus yang berbeda, seperti seni lukis, musik, tari, renang, atau bermain alat musik. Biarkan anak mencoba banyak hal untuk mengetahui apa yang benar-benar diminatinya. Berulang yaitu setelah teridentifikasi minat atau bakat tertentu pada anak. Beri kesempatan untuk bereksperimen lebih dalam di bidang tersebut. Bisa dilakukan denga memberikan kursus, pelatihan, atau pengalaman praktis yang relevan. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan bakatnya dengan lebih baik. Bersama , prinsip ini menekankan pentingnya memberikan pembinaan dan dukungan kepada individu dalam mengembangkan bakat mereka. Hal ini melibatkan memberikan akses terhadap sumber daya, pelatihan, dan kesempatan untuk berkembang. Selain itu lingkungan yang dilakukan kelompok orang dengan bakat yang sama dapat membantu anak lebuh mudah dalam menemukan bakatnya.
Selain menjelaskan pentingnya bakat anak, Bu Mus juga menjelaskan homeschooling. “Home schooling, atau juga dikenal sebagai sekolah rumah, adalah proses pendidikan di mana anak-anak belajar di lingkungan rumah mereka sendiri, bukan di sekolah formal. Dalam homeschooling, orang tua atau tutor bertanggung jawab atas pengajaran dan pendidikan anak-anak mereka, agar dapat terbentu anak berkarakter tangguh dan berbudi pekerti luhur. Sehingga didalam homeschooling ini digabungkan antara aspek parenting, schooling, dan community learning.